Tiga Target Di Tahun 2010

Detik menggelitik menit yang genit, memaksa jam berjalan memacu lajunya waktu. Hari berganti hari seiring siang berganti malam dan malam berganti siang. Lalu, bulan pertama pun terganti bulan kedua, dan begitu seterusnya hingga saat ini kita berada pada bulan terakhir setiap tahunnya. Tahun 2010 pun kan segera berganti tahun 2011. Ditandai sorak sorai pergantian tahun, menyambut tahun yang baru. Namun apalah arti jikalau hanya menjalaninya dengan sia-sia. Tanpa ada mimpi, tanpa ada cita-cita. Tanpa ada ilmu yang tergali, tanpa ada amal yang tercipta.

Demi masa, sesungguhnya manusia kerugian. Begitulah Allah berfirman dalam Kitab Suci-Nya. Dan ini tak terbantahkan, bagi manusia berilmu dan beriman, yakin benar kebenarannya. Jatah hidup kita di dunia quotanya pasti, tak bisa ditambah meski sepersekian detik sekalipun. Manusia yang bisa memanfaatkannya dengan baik, merekalah yang beruntung. Dan sebaliknya bagi mereka yang menyianyiakannya, kerugian bahkan bisa jadi termasuk celaka yang ada.

Seyogyanya, dalam mengukur suatu keberhasilan kita memiliki patokan. Dan biasanya patokan itu adalah target. Berhasil atau belum berhasil, biasanya kita sandarkan pada tercapai atau tidaknya target. Meski begitu, kita pun tidak lantas berputus asa bahkan membenci diri atas kegagalan tersebut. Terlebih menyalahkan Tuhan, padahal kita semestinya yakin bahkan ketetapan Tuhan-lah yang terbaik. Meski kadang di mata kita tidaklah baik.

Ya, jika di awal tahun atau akhir tahun sebelumnya kita punya target, maka di akhir tahun biasanya kita mengevaluasi, apakah tercapai atau tidak, apakah tercapai dengan baik atau tercapai karena keterpaksaan atau terkesan memaksakan. Evaluasi itulah yang saya maksud muhasabah. Mengevaluasi kemampuan diri dalam menjalani proses pewujudan target tersebut. Menurutku, bermuhasabah itu adalah cara bijak yang indah.

Baik, kembali lagi pada bahasan target, aku pun menetapkan tiga target di tahun 2010 ini. Target yang bahkan kusampaikan pada teman-temanku di penghujung tahun 2009. Lalu, beragam respon dari mereka pun terhimpun. Rata-rata mereka yakin pada dua targetku, tapi tidak untuk satu targetku yang lain, yang justru itu paling penting buatku. Kalian mau tahu apa yang sebenarnya kutargetkan itu? Berikut adalah targetku di tahun 2010 :

1. Menikah,

2. Membuka 2 cabang baru kedai Mie Janda,

3. Menerbitkan 2 buah buku.

Dan tahukah sahabat, bahwa diantara ketiga target tersebut, sahabat-sahabatku sangat tidak yakin dengan targetku yang pertama, yakni menikah. Sementara target kedua dan ketigaku mereka rata-rata yakin bahwa aku bisa merealisasikannya. Di mata sahabat-sahabatku, lelaki seperti aku dinilai tidak mudah untuk berkomitment terhadap seorang perempuan. Terlalu pilih-pilih dan kurang siap untuk setia. Ini dilihat dari masa laluku yang dikenal play boy. Padahal saat itu aku telah memutuskan tuk hijrah, gak pacaran-pacaran lagi. Tapi tetap saja, banyaknya perempuan di sekitarku, dianggap oleh mereka adalah perwujudan bahwa aku belum benar-benar berubah, aku masih seperti dulu, penakluk perempuan. Wualah, tape deh.

Lalu, kenapa mereka percaya bahwa aku mampu merealisasikan target kedua dan ketigaku. Ya karena mereka tahu bahwa dalam hal kemampuan manajemen dan wirausaha, aku sudah cukup membuat mereka mampu berdecak kagum. Dan untuk soal kemampuan menulis, mereka cukup tahu bahwa ideku mengalir bak aliran sungai di musim penghujan. Kalau mau nulis asal jemari di atas keyboard, jadilah tulisan. Menulis itu mudah, dan mereka percaya itu berlaku untukku, tapi tidak untuk mereka.

Baiklah sobat, kita urai satu per satu ketiga target tersebut. Kita evaluasi apakah tercapai atau belum tercapai. Aku gak bilang tidak, karena aku yakin tahun ke depan ada kesempatan, kuncinya asal tak putus asa, agar semangat senantiasa terpatri di jiwa. Jadi, seperti inilah hasil muhasabah yang telah aku lakukan.

1. Target Menikah

Aku punya target menikah di tahun 2010. Lebih tepatnya sebelum Hari Raya Idu Fitri 1431 H. Ya itu berarti aku harus sudah menikah sebelum bulan September di tahun 2010. Aku mengatakan pada keluargaku bahwa lebaran 1431 H akan ada warga baru di rumah sahaja. Kedua orang tuaku tersenyum, antara mengamini dan kurang percaya. Ampuuuun deh. Sahabat-sahabatku apalagi, mereka tidak yakin hal itu terjadi. Bukan karena mereka tahu bahwa aku tidak laku, justru karena selama ini banyak gadis menghampiri tetap tak mampu mencairkan hati. Sahabat-sahabat telah merekomendasikan orang yang sekiranya pantas, namun tetap saja di pandang tak pas. Waduh, sampai ada sahabatku yang bilang kalau aku itu harus menikah sama kriteria. saja, mengingat yang ideal hanyalah ungkapan kriteria. Padahal, aku pun gak bermaksud mempersulit diri dengan kriteria, aku hanya menjadikan kriteria sebagai alat ukur tuk mencari yang mendekati ideal sesuai keinginan hati. Dan menurutku ini tidak salah, toh siapa pun berhak memiliki kriteria. Termasuk juga lelaki sesederhana  aku dengan wajah dan penghasilan yang pas-pasan. Maksudnya pas gantengnya, pas ada duitnya kalau pas punya kebutuhan, hehehe.

Untuk merealiasikan target ini yang kulakukan adalah memperjelas do’a dan yakin pada Allah bahwa do’a saya pasti terkabulkan. Tentu saja tanpa mengenyampingkan ikhtiar.  Benar saja, melalui facebook, akhirnya aku berkenalan (taaruf) dengan seorang gadis. Dan dari perkenalan tersebut aku merasa inilah jodohku. Begitu banyak persamaan yang kami miliki, sama-sama lahir dari Ciamis, sama-sama darah Sunda yang kental,  sama-sama menyenangi media internet (secara dia kan orang IT dan aku seorang blogger), sama-sama penyuka puisi (dia juara baca puisi JABAR dan saya suka bikin semaca puisi), sama-sama gak suka pacaran (dia gak pernah “pacaran” sementara aku menyatakan diri gak akan pacaran lagi, hehe), sama-sama anak pertama, sama-sama punya adik tiga, sama-sama …. ah banyak deh.

Dengan keyakinan penuh, alhamdulillah aku pun bisa menyingkirkan 5 kandidat lain yang memiliki niat yang sama, menikahinya di tahun 2010. Alhamdulillah citra burukku di masa lalu sedikit terhapus oleh sebuah buku karya MT yang berjudul “Guru Kehidupan” di mana di sana tertulis bahwa salah satu guru kehidupan itu adalah aku. Ya aku lelaki yang hina dina ini. Alhamdulillah, buku ini membawa berkah.

Kami pun menikah pada tanggal 3 Juni 2010. Sahabat-sahabatku terkejut saat aku mengumumkan hal itu dan mengundang mereka. Alhmadulillah, target pertamaku tercapai sudah. Target yang orang banyak tak yakin bahwa aku bisa mencapainya. Syukurku menggunung, namun tetap belum sebesar nikmat-Nya.

2. Membuka 2 cabang baru kedai Mie Janda

Targetku yang kedua adalah menambah jumlah kedai sahaja Mie Janda di tahun 2010 ini. Beberapa hal sudah kusiapkan. Namun keadaan berkata lain, banyak faktor yang membuat target ini tidak tercapai.

Sebenarnya ada banyak orang yang ingin melakukan frinchise. Ada yang menyatakan keinginannya via web Mie Janda, via telepon, bahkan banyak pula yang sampai datang langsung ke kedai kami. Mereka tidak hanya berasal dari Bogor, tapi Juga dari Depok, Jakarta bahkan kota-kota di luar Jawa Barat dan ada juga dari luar pulau Jawa.

Karena liputan Mie Janda di stasiun TV, stasiun radio, internet, dan media cetak, kedai Mie Janda menjadi lebih banyak dikenal. Dan membuat mereka tertarik untuk menjadikannya sebagai tujuan wisata kuliner dan peluang investasi dan peluang kerjasama usaha. Namun kami belum bersedia merealisasikan niat baik mereka untuk frenchise. Kami khawatir malah mendzolimi mereka. Kami ingin perbaiki dulu internal kami, dan ketika siap bisa jadi kami lakukan itu. Tapi sejujurnya, kami akan kelola sendiri selagi mampu, baru setelah itu, frenchise di pandang perlu ya oke lah kalau begitu.

Jadi, ketidakberhasilan untuk membuka dua cabang baru Mie Janda di tahun 2010, tidak membuatku menyalahkan diri dan meratapi. Toh ini memang jalan terbaik. Meski begitu, paling tidak targetku yang ini terobati karena di tahun ini aku bekerjasama dengan sahabatku yang lain mampu membuka unit usaha baru yakni Kreasi.biz untuk usaha di bidang IT, web development, web design, social marketing consultant dan programming. Dan satu lagi adalah Sekolah Basket Gradena Pratama. Sekolah basket pertama di Cibinong dan sekitarnya.

Tuh kan, jadi kalau dihitung-hitung kan muncul juga dua unit usaha, meski bukan dua outlet baru Mie Janda. Alhamdulillah.

3. Menerbitkan 2 buah buku

Ini targetku yang ketiga, dan target ini pun boleh dibilang meleset boleh juga tidak. Bisa dibilang meleset jika kita mempersepsikan bahwa yang dimaksud menerbitkan buku adalah menerbitkan kumpulan tulisan baik fiksi maupun non fiksi, yang diterbitkan sebuah perusahaan penerbitan, lalu buku kita beredar luas ditoko-toko buku sehingga orang lain mudah membelinya. Ya, aku belum melakukan hal ini di tahun 2010. Tapi moga di tahun kemudian.

Tapi jika yang dimaksud menerbitkan buku adalah mencetak dan menerbitkan tulisan menjadi buku baik sendirian atau gabungan dengan penulis lain. Lalu buku tersebut diedarkan baik secara gratis mau pun berbayar pada orang lain tapi cakupannya tidaklah luas. Maka, kalau persepsinya seperti ini, maka aku telah merealisasikan target tersebut.

Pertama aku telah membuat buku kecil (buklet) kumpulan puisi karya aku dan istri yang diberi judul “PUISI CINTA Sepasang Puisi”, dan dibagikan gratis saat resepsi pernikahan kami. Ada sekitar 800 buku kecil yang dicetak dan hampir semua sudah dibagikan termasuk kepada beberapa blogger yang saat dulu mengikuti kuis Sang Sahaja.

Kedua, ada delapan puisi karyaku yang dipinta Pak Ersis Warmansyah Abbas dan digabungkan dengan karya-karya  19 penyair dari pelosok negeri. Pak EWA (panggilan untuk Pak Ersis) memberi judul buku antologi puisi tersebut dengan judul “Menjaring Cakrawala”. Dan buku ini kan segera naik cetak dan segera diterbitkan. Bisa jadi buku ini kan ditemukan di toko-toko buku terdekat di kota Anda akhir tahun ini, ya jika tidak mungkin awal bulan di tahun depan.

Itulah hasil muhasabahku pada kemampuanku berikhtiar tuk merealisasikan tiga target di tahun 2010 ini. Dari sini aku menyimpulkan bahwa aku harus selalu berusaha dengan keras, cerdas, tuntas dan ikhlas agar apa yang aku targetkan bisa tercapai. Tentu saja dibarengi dengan do’a yang tulus dan keyakinan bahwa Allah kan memberikan yang terbaik. Soal masih adanya ketidaksempurnaan dalam pencapaian, ini bukanlah sebuah kegagalan, melainkan pelajaran berharga untuk perbaikan di masa depan.

Dengan muhasabah diri aku semakin mampu mengenal diriku. Di mana titik lemahku, di mana kekuatanku. Dengan muhasabah aku juga bisa semakin mengerti, bahwa Allah-lah Sang Maha Penentu, dan tugas kita adalah menyempurnakan ikhtiar. Bermuhasabah itu indah, jadi biasakan melakukannya. Bukan hanya pada target yang ingin dicapai, juga pada kualitas penghambaan pada Tuhan dan kualitas kemanfaatan diri untuk manusia lain.

Pandai-pandailah menghisab diri, sebelum dihisab diakhirat nanti. Semoga aku bisa. Makasih buat semua yang telah mengingatkanku untuk terbiasa bermuhasabah.

Salam semangat, salam persahabatan.

Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Muhasabah Akhir Tahun di BlogCamp