Gadis Misterius, Sang Peri Harum Hutan

Sore itu, ponselku mengalunkan sebuah lagu. Seseorang telah mengabarkan kehadirannya di kedai sahaja. Terang saja hati ini bergemuruh, mengeja ukuran kunci yang kan membuka pintu misteri. Misteri tentang seorang gadis yang sempat memposisikan diri menjadi satpamku. Satpam tanpa seragam dan tak pernah menampakkan sosoknya. Hanya suara khasnya yang biasa mengecek keadaan dan memastikan semuanya aman.

Sore itu, adalah sore dimana umat muslim sedang bergembira menanti buka puasa. Kedai itu masih tutup, baru siap-siap untuk buka. Lalu, tampak sesosok perempuan dengan masker menutupi sebagian wajahnya. Tak lain dan tak hutan dialah peri hutan penunggu Harum Hutan. Lalu dalam hati aku bergumam, mungkinkah kunci misteri itu tak kutemukan.

Kopdar, begitulah ceritanya. Dia sengaja datang untuk memastikan apakah aku baik-baik saja. Jelas sebagai sesama blogger yang sudah terbiasa saling berkunjung ke blog masing-masing, sering chating, SMS-an dan telepon-teleponan, pertemuan ini selayaknya menjadi pembuka tabir agar persahabatan jauh lebih mudah terangkai indah. Namun sayang, Sang Peri Hutan tetap bertahan dengan misterinya. Tak goyah dengan untaian rayuan pulau kelapa. Hingga kepenasaran hanya menyisakan kerling mata yang memancarkan cahaya, persahabatan.

Peri Hutan, pergi meninggalkan kedai sahaja saat waktu buka puasa belum tiba. Peri Hutan yang tak sempat menikmati hidangan Mie Janda. Peri Hutan yang membahagiakan aku denga pepes ayam lezatnya. Peri Hutan yang sampai kini tetap masih misteri.

Kemarin, Harum Hutan tempatnya tinggal telah berusia dua tahun. Harum Hutan yang telah mengajarkan banyak hal pada Sang Sahaja. Jelas aku mengucapkan selamat atas usia blognya yang kedua. Tak mudah untuk tetap komitment memelihata blog sampai tahun kedua, dan Peri Hutan mampu melakukannya. Semoga Peri Hutan tak bosan memelihara kelestarian Harum Hutan dan segala kesejukkan dan keindahannya. Dan tetaplah dalam keindahan citamu, menjadi muslimah solehah.

Andai saya bisa menyamar menjadi Bundo, mungkin Peri Hutan tak lagi misteri. Atau biarkan istriku yang membuka kunci misteri itu untukku. 😀