Pengobatan Gratis Kali Ini

Turut serta dalam kepanitiaan bakti sosial berupa pengobatan gratis adalah sesuatu yang menyenangkan hati. Meski aku bukanlah tenaga madis, toh aku tetap dapat berkontribusi meski hanya jadi juru tulis, juru foto atau bahkan sekedar menjadi pengatur lalu lintas antrian pasien.

Teringat masa lalu saat ORTUku sangat berharap aku mau meneruskan pendidikan di bidang ilmu kesehatan. Meski ayahku hanya seorang kuli bangunan, tapi beliau kan berusaha sekuat tenaga tuk mampu membiayai kuliahku itu. Tapi bukan Achoey kalo tak keukeuh pada pendiriannya. Keinginannya tuk menjadi agnia yang dermawan memapahnya tuk menjadikan Fakultas Ekonomi sebagai pilihan. Dan aku tidaklah menyesal atas keputusan ini. Kekecewaan ORTUku pun terobati ata kesediaan adikku tuk menjadi seorang Bidan.

Kembali lagi pada cerita pengobatan gratis hari ini, tugasku jauh lebih mudah. Ya hanya jadi pengamat saja. Itung-itung mendampingi sahabatku yang menjadi PJ. Dan aku terpuaskan ketika melihat mereka yang kekurangan merasakan diperiksa dan diobati tanpa harus mengelurkan biaya. Semoga kelak pemerintah akan jauh lebih baik dalam memperhatikan tingkat kualita kesehatan orang-orang seperti ini.

“Untuk menjadi negara yang hebat, Indonesia harus memperhatikan pendidikan dan kesehatan rakyatnya dengan baik.” Ucap seorang pengurus yayasan klinik kesehatan yang gak ada kontribusinya ini, hanya terpampang namanya doang. Dan dia adalah aku 😀