Sisi Indah Hari Ini

 

“Kemana lagi subuh, saat kujumpai hati ini setengah keruh menerpa wajah lusuh yang selalu saja terlambat kubasuh. Aku harus semangat hari ini, karena aku harus memberikan semangat pada banyak sahabatku yang lain.” Begitulah selayaknya gumamku pagi tadi, saat ada sapa memendam luka menghamburkan air mata.

 

“Ah ini resiko sebuah pengorbanan, ketika harus memilih untuk menoreh luka yang semoga tak lama. Kau, dia atau siapa pun perempuan itu belum punya hak atas diriku. Karena aku belum memiliki kewajiban atas tanggung jawabku sebagai lelaki dewasa, aku masih lajang, pasti itu.” Begitu pula selayaknya untaian kalimat yang harus kuangkat saat mata dan jiwa ini telah benar-benar terjaga pagi tadi.

 

Kini hari telah sore, dan telah kulakukan tugasku tuk menceriakan puluhan remaja di Kebun Raya Bogor dengan fun game dan “rujak party”. Beberapa jam memang tidaklah sempurna, tapi toh sudah cukup buatku tuk kembali menyadari bahwa diri ini masih berarti.

 

Ah, ada kerinduan kembali menyeruak di relung kosong hatiku yang belum sempat terisi. Kupandangi dari kejauhan puluhan gadis berjilbab di ujung lapangan rumput yang sama di bawah rindang pohon yang berbeda. Aku rindu perempuan seperti mereka.

 

Dan buat sahabatku yang sempat mengkhawatirkanku bahkan mungkin telah memvonis sesat atas sikapku. Kau tak tahu rintih hatiku. Bahwa aku masih tetap yang dulu, paling tidak masih ada sisanya. Saat kukiblatkan jiwaku pada-Nya.