Ini adalah dua kisah tentang dua sahabatku. Kisah yang menggugah sedih hatiku. Coba kawan simak, dan temukan hikmahnya, jika ada.
Jumat malam kemarin, seorang sahabat mengirimkan SMS padaku. Dia menceritakan kesedihannya dikarenakan ditawari menyetir mobil temannya dan dia gak bisa. Dia nangis meratapi nasibnya, membandingkan dirinya dan temannya itu dari segi kepemilikan harta.
Sebut aja sahabatku yang ini adalah Si A. Dia bekerja pada sebuah perusahaan di Jakarta. Seringkali dia mengabarkan tentang posisi kerjanya yang enak. Tapi seringkali pula dia meratapi keadaan yang menimpanya. Dan pada malam itu dia mengabarkan kalau dia menangis gara-gara sampai sekarang dia gak hanya belum memiliki mobil, tapi juga belum bisa nyetir. Sebagai sahabat aku pun sedih, bukan sedih karena Si A belum bisa nyetir, tapi sedih karena memiliki sahabat yang selalu saja bersedih dan menjadikan harta sebagai ukuran kebahagiaannya.
Lain halnya dengan sahabatku yang satu lagi, dan kita sebut saja dia Si B. Sabtu siang aku mendapat kabar kalau Si B terkena musibah. Mengalami luka bakar yang cukup parah. Musibah ini terjadi akibat kebocoran tabung gas yang membuat api di kompor tiba-tiba membesar dan menyambar tubuh Si B dan bapaknya. Si B dan bapaknya pun segera dilarikan ke Rumah Sakit.
Si B adalah sosok lelaki pekerja keras. Bekerja di Cikarang, Bekasi sementara rumahnya di Gunung Putri, Bogor. Aku pernah berkunjung ke rumahnya yang sederhana itu. Di sana dia tinggal bersama istri dan seorang putri yang masih kecil. Tapi aku tidak melihat kegundahan Si B seperti layaknya Si A. Si B tidak menjadikan kepemilikan limpahan harta sebagai ukuran kebahagiaan. Kesedihanku pada Si B adalah kesedihan atas musibah yang mnimpanya. Dan kesedihan ini adalah kesedihan manusiawi yang tulus. Semoga aku bisa berbuat untuknya.
Sahabat, adalah indah ketika kita bisa menyikapi keadaan yang menimpa kita dengan bijak. Adalah indah ketika kita bisa senantiasa mempertahankan kebahagiaan dalam kehidupan ini. Dan ini bisa terjadi ketika kita pandai bersyukur atas segala nikmta yang ada.
Sahabat, tolong senantiasa nasihati aku, ketika aku tak bahagia, hanya karena lupa bersyukur atas nikmat dari Allah yang tak terhitung jumlahnya. Semoga aku tetap bahagia dalam sahaja.
Harta bukan kunci bahagia,hanya pelengkap kebahagian..dgn menikmati dan mensyukuri ada tindakan mulia..salam..
yah… uang emang bukan segalanya siy… tp kan segalanya nggak berarti tanpa uang, money makes everything easier…
Kebahagiaan ada di hati
Kebahagiaan adalah kesabaran dan kesyukuran dalam waktu yg tepat
Harta bisa menjadi kebahagiaan tatkala berkah dan bermanfaat untuk lebih banyak umat 🙂
Rasulullah adalah sosok yang kaya akan harta
Namun beliau tetap bersahaja
Karena kekayaannya adalah untuk berderma dan digunakan di jalan agama
🙂
orang yang berbahagia adalah orang yang pandai bersyukur…
tapi terkadang saya sendiri masih suka mengeluh dan mengeluh 😦
Sungguh indah jika kita senantiasa dianugerahi Allah kemampuan untuk mensyukuri apa yang dimiliki dan untuk bersabar menerima musibah yang menimpa.
Doakan saya juga, Kang Achoey.
ia kadang2 aku juga seperti itu.Jadi tertunduk nih
Landasannya adalah sadar diri dari mana kita asalnya,untuk apa kita hidup,tujuan kita hidup apa.
Janganlah hidup dialam fantasi.tetapi sebaliknya ,hiduplah di alam nyata,alam realitas.Bila anda menginginkan sesuatu dari manusia yang anda sendiritak mampu melaksanakannya,bersikap adil.Sikap adil itu lebih dekat kepada Takwa.
betul sekali sahabat
Kebahagian sejati ada ketika kita bisa membuat orang lain bahagia.
Kebahagiaan itu ada dalam hati kita dan tergantung pada diri kita juga, jika kita ingin selalu bahagia maka benar seperti yang a’ bilang “pandai bersyukur atas segala nikmat yang ada”, InsyaAllah kebahagiaan akan selalu bersama kita 🙂
Ini serial hikmah dari Aa Achoey. Eh, yang cerita pijat plus numpang ngutip ya.
Mengeluh itu sich boleh aja, asal pada batas yg wajar. Itu juga manusiawi kok. Tapi kita kan juga harus bersyukur atas semua karuniaNya. Pahit manis kehidupan ini kan juga merupakan karunia Dia yg wajib disyukuri. Salam bahagia selalu mas.
saat kita menilai kebahagiaan dri materi, maka kebahagiaan itu akan sirna seiring hilangnya materi
Wew..
Kebahagiaan tiap person memang berbeda..
Tergantung dr keyakinan masing2..
So, mari kita selalu saling..
Mengingatkan.. 😉
ya Allah jadikanlah dunia di tanganku, tapi jangan jadikan dia di hatiku. (sayyidina Abu Bakar)
hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan menerima sebanyak-banyaknya. (Pak Harfan, Andrea Hirata)
itulah guna harta. kita miliki untuk kita beri.
untuk membahagiakan diri dan orang lain.
sip kang, postingan yg menggugah
Kebahagiaan adalah sikap kita terhadap masalah, ya Kang.
Semoga kita tetep bahagia dalam kondisi apapun.
kebahagiaan itu terletak di hati masing-masing
setiap orang pasti punya masalah, dan tiap-tiap orang punya teknik tersendiri buat menyikapi permasalahan tersebut. saya punya temen yang jauh dari masalah, jauuuh sekali dari masalah, seolah hidupnya itu adalah perlintasan lurus, penuh dengan kenikmatan. dan yang membuat saya terkejut adalah, dia mengaku punya permasalahan berat; yaitu ‘lupa mencabut charger hape lantaran lupa membawa hape tersebut!’
waktu itu, saya sampai ketawa getir dalam hati. sementara saya waktu itu sudah amburadul karena entah bagaimana, ada saja masalah demi masalah yang saya hadapi. dan teman saya yang satu lagi, jauh lebih miris daripada saya lantaran kepentok pada masalah ekonomi yang jauh lebih parah ketimbang saya.
saya hanya berusaha mati-matian memendam masalah, dan berhenti berkeluh kesah meski saya pengiiiiin banget berkeluh kesah. karena saya yakin, kalau kita berhenti mengeluh dan bersikap tulus ikhlas menerima yang namanya qodho’ dan qodar, Tuhan akan mengampuni dosa kita…
Salamku untuk kedua sahabatmu 🙂
Ada kebahagiaan yang lebih indah nantinya… Be patient
aku juga sedih tentang si A itu kang.
masa kecilku sama sekali jauh dari berlimpah harta. dulu, sebagai anak kecil kadang masih merasa cemburu pada teman-teman yang berada. namun aku tahu bahwa bapak ibu sudah berusaha memberikan yang terbaik buat anak-anaknya
aku hanya punya cita-cita bahwa ank-anakku harus bisa hidup lebih baik dari ibunya. alhamdulillah Allah kabulkan. dan aku bersyukur pada setiap apa yang kupunya dan yang tidak kupunya….
*aku sudah menulis tentang ini kang, nanti kl udah publish aku kabari deh, insya Allah*
setuju, pak…
semoga kita semua tetap mampu “melihat yang tak terlihat” 😉
keren banget kisahnya a..
harta…. siapasih yang nggak ingin? semua pasti.. tapi janganlah harta itu sebagai satu2nya ukuran kebahagiaan..
setuju kang…
bukankan bahagia itu letaknya dihati? bukan di harta?
Kebahagiaan tak bisa di ukur dengan meteri..tapi kebahagiaan ada dalam hati dan prilaku kita.
Saya Sepakat tuh Sob bahwa Kebahagiaa itu bukan berlimpahkan harta
Yang saya fahami selama ini adalah KEBAHAGIAAN ITU ADALAH KESEDERHANAAN Sob
kita bisa beli penghibur tapi tidak bisa beli kebahagiaan, kita bisa beli pelacur tapi tidak bisa kita beli cinta, kita bisa beli dokter tapi tidak bisa beli kesehatan, kita bisa beli buku tidak bisa kita beli ilmu
amin.
ntar saya ingetin.
Maaf lama ga berkunjung.. Mas memang pintar dan penuh dengan nasehat yg baik. Harta bukanlah kunci kebahagiaan sejati. Namun sering kita salah persepsi. Mari mas, saling mengingatkan..
assalamualikum mas 😀
malam bang
met bobo yach
salam hangat dalam dua musimnya blue
setuju banget tuh
kebahagian bisa dari mana aja
🙂
kita memang selalu ga pernah puas 😦
cerita yang menggugah hati.. memang tolak ukur dari sebuah kebahagiaan bukanlah harta ataupun kekayaan, akan tetapi bagaimana kita bisa mensikapi keadaan hidup kita, mau menerima segala apa yang telah digariskan, tentunya setelah adanya usaha yang maksimal.
kumaha damang A?
OMG! oh my goat!
masa iya sampe nangis gara2 gak bisa nyetir???
ck…ckk..
kagak pernah ngeliat pengemis en tuna wisma yg kagak bisa makan seharian kali ya tu orang…
maap-maap kata ni ye…
gak penting amat sih nangis karna ga bisa nyetir?
please deh… life is more than that, kali.
harta tak bisa membeLi kebaha9iaan bukan?
bersyukurLah untuk semua yan9 diberikan olehNYA,,
masih banyak diluar sanah yan9 tidak jau lebih baik dr kita..
bener banget ternyata kebahagiaan itu ada pada hati yang bersyukur.
sama-sama kita saling mengingatkan ya kang…
Jika tujuan hidup hanya demi harta dan dunia,, sampai kapanpun tak kan pernah merasa puas dan bahagia…
mengeluh membuat masalah menjadi beban yang tmaabah beratt
saya sedih membaca kesedihan si A yang tidak pada tempatnya. Orang-orang yang hanya memikirkan hal-hal duniawi itulah yang harus dikasihani.
EM
Aslmlkm…
kita mang gak bisa menutup mata a, banyak cekali di sekeliling kita yang mungkin mengalami hal serupa dgn yg aa kisahkan tak terkecuali dgn aq…
sekali2 tengoklah ke atas sebagai ukuran tapi jangan lupakan yg dibawah sebagai pijakan..( itulah yg slalu aq inget dari mendiang pa2h)….
bersyukur menjaga hati ini dari ketamakan..
Hmmm, tulisan yang manis. Terima kasih telah berbagi. Saya juga ada menulis topik serupa tentang mencari kebahagiaan dan kebermaknaan dalam entri saya yang berjudul Being Superhero.
Salam kenal, dan sampai jumpa lagi.
Lex dePraxis
kunjungi web saya Sliding Door Curtains