Detik menggelitik menghentak menit yang genit, lalu jam pun berjalan memacu lajunya waktu. Jantung terjaga, bekerja siang dan malam menghias hembusan nafas. Yang karena itulah kita masih mampu mengayun langkah, menuju masjid, menuju kantor, menuju pasar, bahkan menuju tempat yang mungkin tak perlu berjejak.
Kehidupan terasa singkat pada rutinitas yang padat. Ketika waktu adalah peluang menambah uang. Terlebih ketika hati kita sedang gersang lama tak tersentuh hikmah pencerah. Ah, betapa serasa di dunia kan selamanya.
Jemari ini masih menari, pada tuts notebook yang setia menemani. Kedai sederhana ini memang mulai sepi, seiring pelanggan yang pergi. Ya, karena waktu tutup tiba, seperti biasa, jam delapan saat malam.
Seorang lelaki muda datang tergesa-gesa. Mengabarkan sebuah berita duka, tentang kepergian ayah sahabat, yang sudah 10 hari dirawat. “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Benar saja, tak lama SMS pun tiba memuat hal yang sama, berita duka.
SMS duka pun terbang tuk hinggap di ponsel banyak sahabat, sebagai media tuk menginformasikan berita duka ini. Dan dengan sigap beberapa sahabat pun meluncur, ke sana, ke rumah sakit.
Kamar 01 Ruang Wijaya Kusuma itu telah kosong, lalu kuhampiri kamar 02. Di sana berbaring seorang lelaki, putra dari sang ayah yang telah meninggal tadi. Kulihat matanya terpejam, namun ada yang beda, ritme nafasnya tak beraturan. Lalu aku berbisik pada istrinya, “mohon dia jangan sampai tahu tentang kepergian ayahnya.”
Istrinya adalah sosok yang tabah, dia menjawab bisikkanku dan mengatakan bahwa suaminya ini telah tahu apa yang terjadi. Kamar yang bersebelahan yang hanya terhalang dinding setebal beberapa centi jelas tak mampu menahan suara jerit tangis yang memecah sunyi. Dia sudah tahu ayahnya pergi. Ah aku gak bisa berbuat apa-apa, semoga saja sahabatku ini tetap tabah dan fokus pada kesembuhannya.
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57)
Di kamar ini aku sendiri, mencoba menampar wajah dengan hikmah. Betapa kematian adalah kepastian. Dan sosok yang pernah kutengok di awal kejadian, masih mampu menceritakan kronologis terjadinya peristiwa naas itu, kini telah pergi menghadap-Nya.
Semoga amal ibadahanya diterima oleh Allah SWT, dan keluarga yang telah ditinggalkan, diberikan kekuatan dan kesabaran. Termasuk putranya, yang masih tergolek lemah penuh luka bakar, semoga lekas sembuh jua dan segera kembali menyapa kami dengan salam persaudaraan penuh cinta.
Ya Allah, jadikan aku hamba-Mu yang cerdas, yaitu hamba yang sering mengingat mati, dan mempersiapkan bekal terbaik tuk kehidupan yang abadi. Amin!
meskipun kematian adalah kepastian, tapi ngga semua orang menyiapkan diri menghadapi kematian
innâlillâhi wa innâ ilayhi râji’uwn…
kematian terkadang terlihat hitam.
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57)
Dia senantiasa mengabarkan kepada tiap2 yang berjiwa bahwa kematian adalah kepastian.
kematian pasti akan datang, mas achoey. jika Sang Izrail telah datang, tak seorang pun sanggup menolak kehadirannya. semoga ayah sahabt mas achoey dilapangkan jalan menuju ke haribaan-Nya, amiiin.
Mau tidak mau kita harus sudah siap menghadapinya ketika hal itu datang
Innaa lillahi wa innaa ilaihi rooji’uun..
semua akan berpulang ke sang Pencipta.
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun..
Turut berduka cita….
Kematian adalah kepastian
manusia sajalah yang mau mengubah kepastian menurut akalnya
dan lupa bahwa dia diciptakan Sang Pemberi Hidup.
EM
ya kematian adalah sebuah kepastian
ikut bersedih atas wafatnya ayah tercinta kawannya.
ketika majelis kami berbicara kematian dan baru ditutup
Sms engkaupun tertampak di display .
oh seminggu lebih aku digiring oleh yang kuasa untuk menerima berita duka
Ada ketabahan dalam doa ini ada pengharapan dalam doa sujudku
Moga yang kuasa mengabulkan permintaanku Hapuskanlah dosa2 orang tua itu dan berikanlah ketabahan dalam mewujudkan hari – hari selanjutnya
Persaudaraan yang indah kawan
terima kasih atas segalanya
“merasakan mati”
walaupun mati kita masih bisa mendengar dan menjawab pertanyaan malaikat, dan merasakan siksa kubur.
bener2, kematian adalah kepastian,
dan barang siapa yang takut mati=takut hidup
salam
innalillahi winnailaihi raji’un
gw turut beduka cita dahhh..
*nangis di pojokan
subhanallah, semoga tamparan hikmah terasa juga pada kedua pipi ini, dan masuk ke dalam relung hati
inalilahi,semo9a amal ibadahnya diterima oleh ALLAH SWT ,dan kel.yan9 ditin99alkan diberi ketabahan,amin..
satu satuna yan9 pasti dimuka bumi ituh adalah ” kematian ” itu sendiri A…
Ya ampuuun Aaak, maaf aku lagi buka site.nya mas DM berbarengan jadi tertukar.
Turat berdukacita ya Aak.
Kepergian sesorang mengingatkan kita kepada Allah sang pemberi hidup…
kabar duka seringkali hinggap akhir-akhir ini,
mari berdoa agar tak menjadi rutin.
Amiin, semoga do’a para blogger bisa terkabul.
amin amin amin.
Innalillahi raji’un ..
kapan giliran kita .. 🙂
Innaa lillahi wa innaa ilaihi rooji’uun..
(maaf gak bisa ngomong yang lain.. sudah tercekat hati ini, menyadari akan kematian)
Innaa lillahi wa innaa ilaihi rooji’uun
Moga aku bisa menjadi orang yang senantiasa mengingat kematian
kt selalu sibuk mempersiapkan hari tua,padahal hr tua blm tentu dtng.dan kt sering melupakan yg sudah pasti datang,yaitu mati.
“matikanlah nafsu amarah kita, sebelum datang kematian kita”
hmm… ngomongin kematian aku jadi merinding
ada yg pernah bilang : cukuplah kematian sebagai penasehat,
mari kita saling mendo’akan
semoga yg telah pergi mendapat tempat yg baik, AMIN
turut berduka cita om
Turut berdukacita sedalam-dalamnya.
Sabar dan ikhlas menerimanya…
kematian bukanlah ketiadaan hidup secara mutlak, tetapi ia adalah
ketiadaan hidup di dunia, dalam arti bahwa manusia yang
meninggal pada hakikatnya masih tetap hidup di alam lain dan
dengan cara yang tidak dapat diketahui sepenuhnya.
.
.
postingannya memberikan pencerahan kepada kita semua mas kasih gan
sbenarnya hidup manusia adalah untuk mati, tapi mengapa manusia takut mati? jawbnya manusia adalah gudang dosa dan kesalahan, sehingga dia tak merasa siap, untuk bertemu dengan kematian, dan bertemu dengan sang penciptanya yaitu ALLOH, SWT. SELALU BERSUJUDLAH KEPADANYA………
ingsun jadi kembali tersadar, bahwa segala gemerlap dunia pun akan menemui ajalnya… yang jadi masalah adalah bahwa kita tak pernah merasa siap, dan tidak pula bersiap-siap menjemput mati yang tak bakal kita ketahui kapan, dimana, dan bagaimana terjadinya…
Melihat, merenung dan memahami sebuah kematian adalah jalan utk mengerti akan hakekat hidup dan kehidupan. Rasakanlah mati sebelum mati itu sendiri menjemputmu. Semoga yg telah kembali kepadaNya mendapatkan tempat yg mulia disisiNya. Dan semoga pula, semua keluarga serta kerabat yg ditinggalkan, diberi kekuatan kesabaran utk menerima kepastian ini. Innallillahi wa inna illaihi roji’un.
Innalillahi Wainnailaihi rojiun…
Kematian adalah kepastian yang harus siap kita terima KAPANPUN..
Salam manis
Kenanga
Maen ke istana aku yah Bang
Amiin
tapi terkadang saat hal itu akan datang kita merasa belum siap
moga hal itu gak terjadi pada kita 😉
kematian juga bisa jadi ketidakpastian, tidak pasti kapan datangnya. tapi pasti akan datang sesuai waktunya, takdirnya.
karena ketidakpastiannya itulah, kita harus selalu siap. buat bekal kelak…
dan berharap mendapat kematian yang khusnul khotimah…
salam kenal…
baru perdana main di blog mas…
begitu liat postingan ini, langsung reply. aku sgt tersentuh, dan hampir meneteskan air mata. jadi teringat kembali Alm. om saya. Karena tanggal 9 april lalu, keluarga kami baru saja terkena musibah, om kami meninggal dalam kecelakaan pesawat aviastar di Wamena (Capt. Sigit TW).
rasa gak percaya, kehilangan yang amat sangat masih sampai sekarang saya rasakan, baik 3 hari dan sesudah 7 harinya. begitu tragisnya, dan dengan cara sepeti itu om meninggalkan kami untuk selamanya.
tidak ada yang bisa disalahkan. ini takdir. maut dapat menjemput siapa saja. kita memang harus siap mati.
thanks so much for your posting….:)
kembali berkunjung ya….
innalillahi wa inna ilaihi roji’uun. . .
kematian adalah guru terbaik dalam kehidupan. . .
Aslmkm…
merinding ya..ya Allah aduh aq masih banyak dosa…..:((
jadi kita berarti bisa mati ya bang achoey?