OBAT LUKA I
Langit sepertinya luka
Dari pagi sampai malam begini, terus saja menangis
Tunggu sebentar aku naik ke bulan menemani Nini Anteh merajut langit
Yang kemarin koyak belum terjahit
Kalo langit hatimu, maukah kujahit lukamu?
OBAT LUKA II
Aku melewati negri asing tak berupa
Tanpa lukisan bintang dan candra
Adakah 1000 sajak yang kucipta
Mengobati sekeping hati luka?
“Akh.. Ini sulit” Katamu
Ya, memang sulit memasuki rimba kalbumu
Tapi aku terus menjelajahi gunung berbatu
Hanya untuk mencari sebuah lengkung dibibirmu
OBAT LUKA III
Aku abu-abu, belum putih seperti yang kau minta
Tak ada bulan di pangkuan untuk kuberikan cahayanya
Tak ada mega magenta untuk kuajak kau menari disana
Tak ada lembayung senja yang akan kau pandangi sepuasnya
Tak ada jernih laut biru yang akan kau kagumi indahnya
Aku abu-abu, belum putih seperti apa yang kau khayalkan
Tak ada tatapan surya menghangatkan
Tak ada taman bunga penuh keharuman
Tak ada apel merah di tangan
Tak ada hujan yang membinasakan kegersangan
Aku abu-abu, inilah aku, ini adaku
Lalu kau pun luka karena membayangkan semesta putih ada padaku
Tentu saja, karma kau nasih diujung dunia diam terpaku
Mendekatlah jika tiba saatnya bersatu Apakah kau masih akan melihatku abu-abu
Tuntunlah dengan sabar ke taman-taman biru
Maka putihku menjelma disana jika kau pandang dengan kalbu
Dan aku percaya itu
OBAT LUKA IV
Telah kulewati 100 mimpi denganmu
Dipenuhi sajak bintang, terang indah dan damai
Tapi kau tak menyapaku
Ada apa gerangan?
Wajahmu ditekuk terbuai lamunan
Ah… Seberapa menganga lukamu
Hingga tawa pun sirna
Diantara detik yang membangunkan satu persatu mimpimu
Aku tak bias berbuat apa-apa
Bahkan berjanji pun tidak
Tapi kuyakini tak ada hati yang tak menyentuh hati
Tak ada rasa yang tak menyentuh rasa
Jalan itu pernah kau lalui
Kau tak akan tersesat jika mencoba melangkah
Dan aku disini menunggu sebatas jiwa
Hingga tiba saat kau kembali merasa
OBAT LUKA V
Kau terluka tersayat pisau kata
Seketika aku kehabisan kosakata
Hanya ingin bicara
Ya, aku ingin menemanimu sepanjang usia
Karna aku percaya
Karya : V (9 & 10 Maret 2010)
——————————————————————————————–
Menyimak kembali puisi di atas, kadang terharu atas kesungguhan gadis penyair itu. Kadang juga aku tertawa jika mengingat penyebab munculnya berbait-bait puisi tadi. Terkadang memang harus ada sedikit seni menghentak emosi, untuk membuatnya banyak menulis puisi. Wah, kebangetan jika stimulusnya harus seperti ini.
Jika suami atau istri kita marah, coba redam emosinya dengan puisi. Jika tak bisa puisi, cobalah dengan bernyanyi. Jika masih gak bisa juga, merayulah dengan kata, “hiks hiks hiks”. 🙂
“Terkadang memang harus ada sedikit seni menghentak emosi,”
Wkwkwkwkwkwkwk…. Oh.. jadi sengaja marah yah biar v bikin puisi? Inget puisi ini teh jadi pikaseurieun.
Happy Ending tapi kan? hihihi..
(maaf) izin mengamankan KEDUA dulu. Boleh kan?!
temenku ada yang lagi terluka hatinya. Keknya kudu tak saranin ke sini, deh
ulah sieun choey, udag ateuh.. ari yakin mah, heuheuu…
wah obat lukane berbentuk puisi……. ga usah di minum cukup di baca brarti 🙂
Ngomong2 soal obat, di tempat saya juga ada loh buku obat yang mantauab! ^_^
Bagus pusinya, keep writing!
ada nda obat luka selain puisi,bernyanyi dan hiks hiks?
@ bang aswi:
aban9,aku sedikit ajah dosis obatnya 🙂
wah obat lukanya bagus2 mas
lucu kali ya marahan sambil berbalas kata pakai puisi. lagi marahan saja masih bisa romantis gimana marah beneran
obat lukanya cuma cukup dibaca aja.. mgkn lukannya ntar bisa tersembuhkan.. 😉
ehem itu karya siapa itu kang.. hihi 😀
ih seru ya kalo pujanggawan sama pujanggawati (err,, 2 istilah yang aneh) bersanding.. Segala yang bersifat sedih dan minus bisa tetap terdengar indah dan syahdu.. kiw kiw ! :p
puisinya buat semua luka kang?
jika dikau terluka hati
jangan risau setengah mati
masih banyak hari menanti
keindahan selalu ‘kan berganti
: )
ehm ehm suit-suit manis banget puisinya…
nyanyi? nanti kalau ada produser yang nawarin rekaman gimana Mas? he he he
wuihh.. itu puisi buat ngerayu kayaknya yah?! hihihi.. :p
selamat bermalam minggu dan have nice wekend
duh jadi bingung ma obat2 yang di atas
nuhun kang. salam kenal…
Obatnya dengan kata-kata yang bagus-bagus banget….
ga bakalan ada tuh yang ngejualnya di apitik ataupun di toko obat…
hehe 😀
Keep Boy !
Bagus ya puisinya … karangan siapa nih ?
seandainya ada yg mengobati lukaku dengan puisi.. wekekekekek…..
jadi ngebayangi gimana klo dua orang saling berbalas puisi klo sdang ngambek… :D…
Wah, kalau aku, obat hati untuk luka orang yang kusayangi apa ya? Mungkin meminta maaf dengan tulus.. Dan diam sejenak 🙂
Mau dunk diobati lukanya! 🙂
Terima kasih syairnya Kang, sungguh indah. Sy hanya bisa menikmati syair2, sama sekali ga bisa membatnya.
sumpek, 😦
susah memang jika istri ngomel2
tapi
ada pahala bersabar :))
puisinya indah ya…, kapan saya bisa membuat obat luka yang murah seperti itu ya..
salam 🙂
wah ga nyangka kang achoy puisi ok banget…..
terus berkarya sob,
salam sukses selalu,…
success is my right 😀
puisi yang mantab. liriknya ok didukung diksi yang ekspresif, ada suasana pilu di balik untaian diksi itu.
Alhamdulillah. Makasih.
keren puisinya bisa dijadikan pengobat luka beneran
A Insya Allah sembuh baca puisi ini 🙂
obat luka tanpa efek samping
duh…kebetulan akau ga bisa nyanyi , apalagi puisi…tapi kalo merayu rasanya juga ga mampu..jd gmn dunk kang? hehehe
salam, ^_^
aq ke sini tuk mencari obat luka hatiku, choey… 😦
duh A, bener2 calon suami yang romantis, berpuisi memang dapat membantu menutup luka dan kembali riang datang.
salam
benar-benar tulisan sang sahaja…,
Hy, lam knal dr q ea. . . Puisi ea kyen” abz, q mpe mrinding disco. . V manx bner sich puisi ntu obt yg mujarb wat hati yg lg tluka. Q ja ska gto ma psangn q, q sbel pke puisi, q marh pke puisi, q sneng uga pke puisi, kbtuln doi uga ska puisi, jadi ea sling bblas”n puisi dwech. . .