Tepat Waktu alias On Time


On time alias tepat waktu bukanlah hal yang asing bagi kita. Saat kita menyepakati untuk ketemuan atau saat kita janjian kita biasanya mengingatkan agar yang terlibat untuk tepat waktu alias gak boleh telat.

Saya teringat apa yang disampaikan Aa Gym, bahwa meski kita terlambat satu menit saja maka kita tetap terlambat. Artinya bahwa kita harus berupaya benar-benar disiplin, benar-benar tepat waktu. Namun pada kenyataannya, di negeri ini terlambat bukanlah sebuah hal yang aneh. Terlambat bukan hal yang langka yang apabila kita melakukannya maka kita akan sangat malu dan merasa bersalah.

Teringat masa-masa kuliah dulu, saat menjadi organisatoris di kampus. Kalau mau ada acara biasanya diundangan ditulis satu jam lebih awal ketimbang pelaksanaan acara sebenarnya. Misal jikalau acara akan dilakukan jam 09.00 WIB, maka di undangan ditulis jam 08.00 WIB. Hal ini sebagai solusi atas keyakinan bahwa para undangan  pasti kan telat 1 jam. Keyakinan ini didasarkan pada kenyataan yang memang demikian, ada kebiasaan terlambat yang disengaja. Benar saja, jam 09.00 kurang dikit biasanya hampir semua undangan sudah hadir. Tentu saja kadang ada juga yang masih terlambat. Bisa macam-maca alasannya, kakeknya disunatlah, neneknya melahirkanlah, ayamnya operasi sesarlah.

Kemarin saya ada undangan ketemuan. Awalnya janjian jam 14.00 WIB. Pagi-pagi jadwal berubah, janjian dipajukan menjadi jam 10.00 WIB. Ketika saya dah siap-siap berangkat acara dimundurkan lagi menjadi jam 16.30 WIB. Jujur, saya tidak suka dengan ketidakkonsistenan seperti ini. Maka saya pun berburuk sangka bahwa paling-paling kumpulnya jam 17.00 WIB. Ternyata buruk sangka saya itu meleset, sekitar jam 17.30 WIB sang pengundang baru datang. Sekitar jam 18.30 WIB sang perubah jadwal baru datang. Wah, saya benar-benar sulit untuk bisa memahami hal ini. Bagaimana tidak, jadwal saya dihari itu porak-poranda oleh satu janjian yang tidak konsisten. Tapi tak apa, moga diambil hikmahnya bahwa kebiasaan tidak konsisten dalam jadwal itu tidak baik.

Lain halnya dengan sahabat saya yang satu ini, namanya Chandra Iman. Di mata saya dialah sahabat yang paling anti telat. Jikalau janjian jam 10.00 WIB maka dia bisa sudah stand by sejak 1 jam sebelumnya. Sempat dia mengabari saya bahwa dia akan terlambat karena mengatar istrinya terlebih dahulu. Dan tahukah sahabat, berapa menit dia telat? Paling hanya 5 menit saja dia telat dan baginya itu sudah benar-benar terlambat dan minta maaf pada saya. Dan ini karakter dia, sosok disiplin yang saya yakin bahwa beliau pantas untuk sukses.

Jujur, saya sendiri masih sering terlambat. Tapi keterlambatan saya biasanya diakibatkan oleh faktor eksternal. Atau oleh keyakinan bahwa acara akan terlambat karena rata-rata pesertanya datang terlambat. Karena saya seringkali BeTe menunggu sendiri sementara yang lain belum hadir juga.

Nah, lalu akan sampai kapan telat (terlambat) ini seolah melekat menjadi budaya di negeri ini? Kita harus mendobraknya, membuatnya menjadi asing. Jauhkan kebiasaan telat dari diri kita. Singkirkan pikiran jelek bahwa acara yang kan kita datangi pasti terlambat. Singkirkan kesimpulan bahwa yang lain akan pada datang terlambat. Kita harus menjadi sosok yang menjadi contoh seperti sahabat saya itu. Yang karenanya banyak orang merasa malu dan akhirnya lebih mampu tepat waktu. Ah sobat, doakan saya semoga bisa selalu tepat waktu! Jujur, saya juga rapuh untuk hal ini.

Ups, moga saya tepat waktu memposting ini. Karena saya cuma pinjem notebook ini 30 menit sama istri. Alhamdulillah kayaknya pas nih. Ntar nego lagi karena belum sempat blogwalking. 🙂

Tentang achoey el haris

Seorang lelaki sahaja yang gemar menulis. Dan blog baginya adalah media untuk menyalurkan kegemarannya itu. Salah satu pendiri Komunitas Blogger Kota dan Kabupaten Bogor (BLOGOR). Pengasuh Pojok Puisi. Anggota Komunitas Menulis Bogor (KMB) dan Kopi Sastra.
Pos ini dipublikasikan di Celoteh Hati, Hikmah dan Motivasi dan tag , . Tandai permalink.

55 Balasan ke Tepat Waktu alias On Time

  1. Ambil no.urut dulu. PERTAMAX

  2. Saya Malu bacanya.. sering telat meski 3 menit..

  3. Alhamdulillah, jika janjian saya sellau ontime. Tp kalau sekolah sering tlat..hahay.

    Ehm, tapi walaupun telat dan tinggal tersisa beberapa mneit sebelum time janjian, hati lgsg berdegup kencang….

    Teringat masa kelam, gara-gara disuruh datang tepat waktu, saya kira sudah telat, sampai naik motor kencang sekali, eh..sampai sana acara dimulai baru 1,5 jam kemudian…

    • Common Cyber berkata:

      Salam Sahabat Comon Cyber
      *****************************

      Ahay. Kalau Common Cyber lebih sering telat ke masalah posting..hahaha. Gak tepat waktu. (Nah lho, gak nyambung)

      Telat lebih sering kalau berangkat sekolah…maklum mandinya alay-alayan..makannya juga..jadi akhirnya pasti jam 7 lebih beberapa menit telat. Apalagi kalau jam tambahan pagi, waduh acara jam 6 datang jam 6.15…hehehe..

  4. Pendar Bintang berkata:

    Pagi A….

    Adik juga palingnggak suka telat, kecuali adik tahu siapa yang di ajak janjian. kalau dia emang biasa telat, maaf aja adik disuruhnungguin, daripada nggak ihklas…

    Maka, sebelum janjian yang adik lakukan adalahmemastikan “awas kalau telat!” (ini mah ngancam namanya, heeeeee

    Dibiasain disiplin di rumah, jadi dech di bawah kemana-mana….
    seperti pada kalimat “letakkan barang pada tempatnya”

  5. arifromdhoni berkata:

    Mengena .. 😥

  6. Daun berkata:

    betul mas sudah kebiasaan sepertinya bangsa kita dengan budaya ngaret tidak pernah tepat dengan janji yg diucapkan hal ini bisa mempengaruhi segala kegiatan kita yg sudah terjadwal.Maka dari itu mulai sekarang budayakan on time mulau dari diri kita sendiri.

    Salam

  7. Asop berkata:

    Hehehe, soal ketepatan waktu ini adalah hal yang masih kurang di penduduk Indonesia… 😐 Maap, bukan berarti saya men-generalisir, tapi setidaknya di sekitar saya masih begitu. 😐
    Pernah saya tulis di blog saya perihal tepat waktu. Orang yang minta janjian menyarankan kumpul jam 9 pagi, dia sendiri malah dateng jam 11 siang. Menyebalkan sekali rasanya. 😈

  8. hudaesce berkata:

    Alhamdulilah…..,Saya tu orangnya paling anti telat,

    Menurut saya cara sederhana tuk melihat lebih jauh sosok seseorang tu bisa diliat dari bagaimana dia bisa disiplin dan bagaimana dia menghargai.

  9. zee berkata:

    Wah. Saya termasuk orang yang langsung emosi dan badmood kalau urusan janji sama orang dan orangnya lelet. Saya benci sama orang ngaret.

    Jadi sebenarnya kalau ada orang yang sebenarnya bikin acara jam 10 tp di undangan ditulis jam 9 krn takut orang pada telat, itu sama saja mentolerir kebiasaan ngaret. Alhasil mereka yg datang tepat waktu (bahkan mungkin tiba jam 8) pasti kecewa dan jengkel, lalu mikir, ah ini panitia ngaret aja kerjanya. Nah. Jadi gak perlu pakai tolerir.

    Saya sama tuh sama temannya, kalau janjian, selalu datang lebih cepat, saking takutnya telat hehehee…

  10. bangauputih berkata:

    masih banyak yang nggak bisa ontime, padahal itu termasuk korupsi juga lho,
    korupsi waktu… 🙂
    salam hangat,
    bangauputih ^_^

  11. luacis berkata:

    On Time? Wah…ini hal yang tersulit bagi saya untuk melakukannya. Tapi bagaimanapun saya akan berusaha untuk selalu on time karena sendiri tidak suka bila punya janji dengan seseorang dia tidak on time…

  12. okta sihotang berkata:

    Saya jadi ingat dengan dosen saya, kalau telat dikit pasti dikeluarkan…hmnnn

  13. Ping balik: Ratusan Peserta Terlambat Datang Tes CPNS | Indonesia Search Engine

  14. noersam berkata:

    sip…tapi indonesia ini kebanyakan molor masih budaya..he he

  15. fitr4y berkata:

    qu gak suka menunggu mas, tapi berusaha datang tepat waktu, karena ketika qu merasa bosan menunggu, nah orang juga akan merasa sama …

  16. kompilogi berkata:

    On time memang senjata yang ampuh bagi orang-orang yang ingin sukses, maka mulai sekarang, kita harus membiasakan diri on time dalam setiap momen ataupun kesempatan

  17. multibrand berkata:

    Kebiasaan ‘jam karet’ emmang harus segera dihilangkan, atau paling tidak dikurangi.
    Karena kalau kita memulai tepat waktu maka hasilnya juga bisa diharapkan akan datang tepat waktu pula.

  18. orange float berkata:

    dulu sewaktu kuliah saya selalu dikenal yang suka telat di kelas bahkan pernah sekali datang paling pagi malah ditanyain sama teman-teman, mimpi apa saya semalam bisa datang lebih pagi 😀

    kalo sudah terbiasa telat, butuh niat yang kuat buat mengubah kebiasaan ini

  19. fendik berkata:

    Saya ini paling tidak suka telat, tapi kok hampir tiap hari saya berangkat kerja telat melulu.. hedeh… padahal rumah udah semakin dekat dengan tempat kerja.. walah walah.. jangan dicontoh ya mas.. kekekeke… 🙂

  20. Masbro berkata:

    Hehe..saya jadi malu baca ini. Soalnya sering telat, apalagi kalau urusan mbayar hutang ke teman sendiri.

  21. Ade Truna berkata:

    …mudah2an tidak terlambat gaji karyawannya, ya boss? hehehe 😉

  22. saya sendiri kalau janjian & temen saya terlambat walau sampai 1 jam, berusaha menahan diri utk g merengut / ngomel
    soalnya saya sendiri juga kadang suka telat…hehehe
    jadi berharap ketika telat nggak disambut dgn muka cemberut 😛

  23. chandra iman berkata:

    saya bertemu dengan seseorang yang saya anggap contoh orang yang ontime
    begitu saya tanya skrg, dia bilang jika dia sering telat skrg karena faktor keluarga (anak)

    bagi saya tepat waktu adalah sikap hormat kita terhadap orang yang akan kita temui 🙂

  24. yuniarinukti berkata:

    Wah klo ini sih ‘aku’ banget… 😛 tapi klopun terlambat sih ga lama-lama amat… itupun kasih pemberitahuan sebelumnya…

  25. blogbobby berkata:

    Kebiasaan akan jadi budaya, dan kebiasaan biasanya bermula dari lingkungan keluarga. Disiplin awalnya menjadi budaya saya, soal apa pun, dari yang namanya janjian sampai urusan kebersihan. Tapi sayang budaya saya bergeser (pindah malah) karena pengaruh lingkungan yang kurang mendukung. Saya hampir sama dengan mas, nggak mau nunggu. lebih baik ditunggu daripada menunggu, hahahhaa… kalau ditunggu saya sungkan dan biasanya langsung cekatan tapi kalo saya menunggu, apa yang ditunggu sungkan? 😀 belum tentu (sering kejadian)

  26. bundadontworry berkata:

    paling sebel memang ya A kalau ketemu orang yg suka ngaret 😦
    alhamdulillah, selama ini bunda selalu berusaha on time jika ada janji dgn seseorang, krn dah terbiasa disiplin keras dr ortu ttg tepat waktu ini, dan sewaktu masih bekerja juga begitu, kalau gak on time kasian penumpang pesawat pasti ngomel semua 😦
    salam

  27. syamsul rijal berkata:

    pekerjaan yang paling membosankan adalah menunggu jika tidak tepat waktu tapi ya mau diapa sob bangsa kita tidak punya jam yang tepat semuanya jam karet

  28. Sepakat, sepertinya telat udah membudaya dan mendarah daging di negeri ini. Tidak ada lagi rasa malu dan rasa bersalah ketika terlambat. Sungguh miris kita dibuatnya.
    Jangankan rakyat kecil, pejabat besar yang menjadi contoh aja selalu terlambat. Denuzz jadi teringat masa sekolah dimana jika ada peringatan hari besar nasional akan diadakan upacara di sebuah lapangan. Dan selalu pejabat (bupati/gubernur) yang menjadi inspektur upacara telat lebih dari 1 jam! Padahal panas banget udara!
    Marilah kita hilangkan budaya telat ini mulai dari diri kita pribadi.

    Salam BURUNG HANTU… Cuit… Cuit… Cuit…

  29. alamendah berkata:

    gara-gara ontime saya terbiasa banget jadi orang yang menunggu. Protes, malah ditertawakan dan dibilangnya kalau saya bukan orang Indonesia.

  30. Sastro berkata:

    Bukannya time is money mas ?.
    Salam dari kerajaan Jogja. Silahkan mampir

  31. fitrimelinda berkata:

    begitulah negeri ini yah a, kok kayanya kebiasaan ngaret tuh dah lumrah aja..aku sering neh,kalo rapat ama masyarakat undangannya jam 8 malem, baru mulai jam 9.30..wewww..
    aku dari dulu slalu berusaha untuk ontime..semoga aja bisa terus dijaga…

  32. halo mas, jumpa lagi hhe

    astaga, disiplin bener temennya. Tak jauh beda dengan sekolahku mas, kalau ada rapat mesti pada telat. Kata mereka, mereka menerapkan WIPAD ( waktu indonesia padmanaba )hahaha kacau kacau

  33. TuSuda berkata:

    baik Kang,..sayapun masih perlu belajar menepati waktu dan janji dalam setiap situasi. 😉

  34. isnuansa berkata:

    Di Jakarta, macet jadi alasan utama telat. Dan memang benar, makin susah diprediksi, 3 jam di jalan, padahal harusnya 30 menit sampai.

    Tapi bener juga sih, pengaruh budaya ngaret juga masih besar mempengaruhi. 🙂

  35. Lozz akbar berkata:

    Semoga saya engga telat nih komen disini hehehe.
    yah mungkin karena Indonesia salah satu negara penghasil karet. jadi wajar kalau ada istilah jam karet

  36. Mood berkata:

    Heeem.. . Ngaret dari waktu yang seharusnya memang nyebelin. Tapi rasanya itu sudah membudaya ‘disini’. Mudah mudahan kedepannya ‘disini’ ngaretnya bisa berkurang, yah paling tidak bila kita memulainya dari diri sendiri.
    Salam.. .

  37. FOUR DREAMS berkata:

    haha judulnya kreatif, kalo enggak tepat waktu itu apa ya sob ?
    off time ? apa ngaret ? hehe

  38. Durahman berkata:

    aduh sambil garuk garuk kepala baca nya nih,… mingkeum aja ah soal nya saya sring banget terlambat.
    saya tergantung si terlambat kalau sekira nya ga penting penting banget biasa nya muncul. jam karet .. nanti aja hahh.. suka gitu.!

  39. Bacelzone berkata:

    Saya sering telat eg mas. 😦

  40. M Mursyid PW berkata:

    Berbudaya disiplin waktu ciri bangsa maju.
    Semoga budaya ini semakin melekat pada bangsa kita.

  41. munir ardi berkata:

    on time selalu menjadi masalah bagi sebagian besar orang di Indonesia karena memang sudah jadi budaya “ngaret”

  42. arman berkata:

    gua dari dulu selalu on time, at least selalu berusaha on time lah…
    jadi gua paling gak suka ama orang yang suka ngaret, apalagi kalo ngaretnya yang kebangetan (1-2 jam). ada lho temen gua yang selalu begitu.
    kalo udah begitu sih gua pasti tinggal aja… males lah nungguin orang ngaret. ya gak…

  43. Ping balik: Kembali Ke T.K.P « Biar sejarah yang bicara ……..

  44. sakti berkata:

    Sama kang, saya juga biasa sengaja telat soalnya semua teman datangnya juga telat. Mau datang on time malah sendirian, bengong. Telat memang sudah jadi budaya. Sepertinya perlu ada konsensus bersama apakah budaya ini perlu dilestarikan atau tidak.

  45. …bangsa kita sangat dikenal sebagai bangsa karet…maksudnya setiap ada acara selalu sangat elatis alias lentur waktu…eh ternyata di sebagian warga jepang justru sangat dirindukan perilaku seperti itu…mengapa? alasannya untuk mengurangi stres…maklum orang jepang berperilaku on time atau just in time…ada kesan sangat terburu-buru kental dengan perasaan stres…apapun terlambat dalam hal apapun adalah kontraproduktif…hidup jadi sangat tidak efisien…

  46. ~sumanjaya berkata:

    Aak … akhir2 ini kata yg populer dlm benak saya : ON LINE bukan ON TIME … hehehe
    salam canda … 😛

  47. julicavero berkata:

    tepat waktu alias ontime adalah salah satu bentuk disiplin ya sob

  48. ysalma berkata:

    saya tidak suka menjadi yang ditunggu, secara bukan pembicara dalam sebuah pertemuan,, tapi tidak juga suka dengan sebuah acara yang waktunya molar-molor.
    Kalo sekarang kegiatannya, pertemuan orangtua murid, masih termasuk yang ontime, dan biasanya memang termasuk yang beberapa hadir duluan..
    ayo buang buadaya ngaret..

  49. Fad berkata:

    aku selalu berusaha ontime, tp ya sering juga terlambat

  50. thisisrizka berkata:

    Aduh, jadi terpecut. 🙂

  51. arisriyadi berkata:

    tips are very nice, I like it thanks

  52. tepat waktu… gampang kita ucapkan… namun sering kita sepelekan…. itulah sebabnya indonesia kurang maju dibandingkan dengan negara sepeti jepang, yang mayoritasnya selalu on time dalam hal apapun….. saya rasa perlu ditinggkatkan lagi sikap on time dalam kehidupan ini

Tinggalkan Balasan ke kompilogi Batalkan balasan