Latihan Puisi Via Telepon

Adalah Magdalena, adik iparku yang tiba-tiba mengabari istriku bahwa dia dipilih sekolah untuk menjadi peserta Lomba Baca Puisi yang diadakan HIMPUNAN Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia (DIKSATRASIA) Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Pelaksanaan lomba tersebut dilaksanakan hari ini, 25 Oktober 2010, sementara adikku baru mengabarkan hal itu sehari sebelumnya. Istriku adalah pelatih puisi yang telah membuatnya menjadi pemenang di beberapa lomba puisi yang diadakan di Ciamis dan Tasikmalaya.

Kali ini memang adik dan Istriku terpisah jarak. Adikku di Ciamis sementara Istriku bersamaku di Bogor. Lalu bagaimana metode latihan yang mereka lakukan. Jelas mereka latihan jarak jauh dengan menggunakan telepon. Kudengar istriku membacakan puisi yang akan dilombakan, lalu adikku merekamnya. Lalu setelah itu, adikku mencoba membacakannya, dan istriku mengarahkan mana yang harus ditekankan notasinya, dimana jedanya, bagaimana diksinya. Lalu diterangkan pula harus bagaimana ekspresinya.

Latihan ini jelas tak sebaik latihan langsung, ya karena ada kesulitan dalam bagaimana mengarahkan ekspresi atau penjiwaan dalam membacakan puisi tersebut. Membaca puisi tidak lah semudah membaca cerita, bahkan saya sendiri pun meski biasa menulis puisi, tidaklah pandai membacakannya.

Magdalena, yang juga terpilih jadi perwakilan Kabupaten Ciamis dalam lomba puisi yang akan diadakan di Tingkat Provinsi Jawa Barat bulan November nanti, memanfaatkan kesempatan latihan dengan metode ini. Ya semoga adikku kembali menjadi pemenangnya. Besar harapan kami bisa seperti bahkan bisa melampaui prestasi sang kakak.

Jadi, siapa yang mau berlatih puisi? Kemarilah! 😀