Tertahan Hujan


Langit memang tidaklah cerah

Tapi semangat janganlah melemah

Aku tak boleh kalah

Aku harus melangkah demi sebuah amanah

 

Ketika perjalanan terarah

Butiran air menerpa wajah

Kusempatkan diri tuk tengadah

Dan berharap keadaan tak semakin parah

 

Akhirnya harus kuhentikan perjalanan

Berteduh meski bukan di tempat nyaman

Karena hujan aku tertahan

Berdiri di pinggir jalan

 

Waktu terus berjalan

Sementara hujan deras tak tertahankan

Dalam diam ku perkokoh kesabaran

Berharap reda dan kupinta Pada Tuhan

 

Sudah dua jam aku berdiri

Menanti hujan yang tak kunjung berhenti

Hingga adzan maghrib menghampiri

Menyentuh hati mengajak diri

Tuk segera menghadap Illahi

 

Ya, kutumpahkan pengaduanku di sini

Kutumpahkan kerinduanku di sini

Kurasakan kesejukan di sini

 

Jalan Raya BogorJakarta

Menjadi saksi saat ku terdiam tanpa kata

 

(Ini adalah sebuah kisah dalam amanah, sebagai Ketua Panitia Talk Show dan Lomba Blog Tingkat SLTA dan Guru Sekolah se Bogor Raya. Terima kasih buat sahabatku Enzha, yang menemani dengan sabar.)

Tentang achoey el haris

Seorang lelaki sahaja yang gemar menulis. Dan blog baginya adalah media untuk menyalurkan kegemarannya itu. Salah satu pendiri Komunitas Blogger Kota dan Kabupaten Bogor (BLOGOR). Pengasuh Pojok Puisi. Anggota Komunitas Menulis Bogor (KMB) dan Kopi Sastra.
Pos ini dipublikasikan di Kreasi Puisi dan tag , , , . Tandai permalink.

18 Balasan ke Tertahan Hujan

  1. Ww aku suka nich puisi

    Pak, saya tersanjung 🙂

  2. zoel chaniago berkata:

    eh ya kang,,, blog lamanya kemana???

    Ada kok 🙂

  3. mamas86 berkata:

    Lam kenal 😀

  4. yakhanu berkata:

    adah lama nich …
    kemana ajah??

    Biasa lagi sibuk 🙂

  5. emfajar berkata:

    lahhh blog baru ya ini,, yang lama gimana?

    Yang lama masih dalam tahap pertimbangan 🙂

  6. nAsruni berkata:

    blog lama ataupun baru,
    kang Achoey tetaplah sama…
    selalu inspiratif… 😀

  7. trijokobs berkata:

    lain kali bawa payung dong..
    kalo nggak ya jas hujan..

    tapi dido’ain beli mobil dah.. biar hujan / panas g masalah..

    *ntar numpang ya friend

    Ya sobat, aku juga berpikir ke arah sana. api nikah dulu deh 🙂

  8. Dalila Sadida berkata:

    iya, nikah dulu aja (?)

  9. ianhobbitz berkata:

    aplause..

    Hehe puisinya tentang ujan yah.. Pas banget sekarang lg mau musim ujan
    periode oktober-maret

  10. nenyok berkata:

    Salam
    I love rain 🙂
    sedang ingin diam juga

  11. AL berkata:

    Wah wah wah…saya suka bngt tuh puisinya…puisi yang mengangkat keperibadian kota Bogor…succe selalu buat Bloger Bogor…

  12. yessymuchtar berkata:

    ehem..jadi inget lagu yang saya nyanyikan dulu..

    mendung tak berarti hujan

    huahuahua emangnya yessy gasella
    (inget gak kang ada penyanyi yang namanya itu dulu :P)

  13. namada berkata:

    Hujan adalah berkah
    ditunggu sang petani untuk menghidupi sawah

    hujan adalah berkah,
    melangkahlah, diantara bulirnya yang menggelitik tekapak kakimu..^^

  14. Farijs van Java berkata:

    tak ingatkah dikau apa kata pepatah “sedia payung sebelum hujan, sedia makanan sebelum lapar”?

    (^_^)v

    hujan di bulan oktober, musti hati2 tuh. pancaroba.

  15. nurma berkata:

    Kok kayak yg saya rasain kemaren yah…
    berarti emang waktunya berhenti dulu, berteduh dipinggir jalam & berdoa,
    semoga “hujan”nya lekas reda…

Tinggalkan Balasan ke Dalila Sadida Batalkan balasan